Keuskupan Surabaya membeli beberapa kavling tanah di daerah Ngagel untuk mempersiapkan pendirian gedung gereja beserta rumah pastoran & gedung sekolah di masa mendatang.
Peresmian & pemberkatan rumah biasa di Jl. Ngagel Jaya Tengah yang dipergunakan sebagai tempat ibadah kebaktian darurat karena semakin banyaknya umat Katolik di Ngagel. Tugas pelayanan & pembinaan pertama kali dipercayakan kepada Pastur M. Van Driel CM, kemudian dilanjutkan oleh Pastur H.A. Massen CM.
Dimulai penggalian pondasi untuk gedung gereja di tanah yang telah tersedia. Pembangunan gedung gereja ini dilakukan karena jumlah umat semakin banyak.
Pemberkatan gereja Santa Maria Tak Bercela oleh Mgr. J.A.M. Klooster CM (uskup Surabaya pada saat itu), bertepatan dengan pesta nama 'Santa Maria Tak Bercela'. Gereja masih bersifat sementara dengan status stasi dari Paroki Darmo & memiliki daya tampung sekitar 350 umat.
Pastor H.A. Massen CM mengusulkan agar daerah baru ini dijadikan suatu paroki baru karena berkembangnya jumlah umat Katolik di daerah Ngagel dan usulah itu disetujui oleh Mgr. J.A.M. Klooster CM. Pastor H.A. Massen CM dipercayakan untuk menjadi Pastor Kepala Paroki yang pertama
Dimulai penggalian pondasi untuk pembangunan gereja tahap I, dengan pembiayaan dari swasembada umat (diadakan bazaar amal) serta sumbangan donatur dan Wali Kota Surabaya melalui Sub Direktorat Kesejahteraan Rakyat. Selain itu, Pastor H.A. Massen CM juga berhasil mengumpulkan dana selama cuti di Belanda.
Pemberkatan gedung gereja oleh Mgr. Jan Antonius Klooster, uskup Surabaya. Pengguntingan pita dilakukan oleh Ibu Soekotjo, istri Wali Kota Surabaya. Daya tampung saat itu sekitar 700 umat.
Dimulai penggalian pondasi untuk pembangunan gereja tahap II. Pembangunan ini direncanakan karena gereja sudah tidak dapat lagi menampung umat. Ditengah-tengah masa pembangunan, Pastor H.A. Massen CM terpaksa meninggalkan pekerjaan yang belum selesai untuk berobat di Belanda karena penyakit yang dideritanya. Para panitia pembangunan beserta umat tetap meneeruskan hingga kerangka atap dapat terpasang. Sekembalinya dari berobat, Pastor H.A. Massen CM langsung melanjutkan pembangunan hingga selesai dan diberkati oleh Mgr. J.A.M Klooster CM. Upacara peresmian dengan pengguntingan pita dikukuhkan oleh Pejabat Kotamadya Surabaya dan disaksikan oleh Bimas Katolik, Kanwil Depag Dati I Jawa Timur. Gedung gereja tahap II dipergunakan sebagai Gedung Pertemuan dan disatukan dengan gedung gereja tahap I. Ruangan ibadah kebaktian total dapat menampung sekitar 1,500 umat.
Perombakan bangunan gereja tahap II untuk memenuhi kebutuhan umat yang bertambah
Diresmikannya Stasi Santo Yosafat pada tanggal 17 Maret 2022